PERTANYAAN :
1. DANI ALIFAH IRAWATI (P056111753.10EK)
Menurut
kelompok Saudara, rencana strategi pasar apa yang cocok diterapkan pada komoditas peternakan kita, dimana komoditas berupa susu atau daging sapi dari negara kita seringkali ditolak dan susah masuk ke pasar internasional, khususnya pasar Jepang. Bagaimana dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh negara kita ?
JAWABAN :
Dalam menentukan perencanaan pasar
strategis, sebelum menentukan strategi yang akan digunakan, maka pimpinan
perusahaan (manajer) harus dapat menentukan posisi perusahaan, dilihat dari “company life cycle”, dimana pada
implementasinya, komoditas produk peternakan kita seperti daging dan susu sapi masih
dalam fase “growth” atau pertumbuhan,
sehingga komoditas produk yang kita miliki dapat dikatakan memiliki posisi
sebagai “market challenger”, sehingga
strategi yang cocok digunakan adalah strategi offensive (menyerang). Mau tidak mau, kita harus dapat mencari dan membuka
peluang pasar untuk dapat memasuki pasar internasional. Langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh negara kita, agar komoditas produk peternakan kita dapat diterima di
pasar internasional, khususnya
pasar Jepang antara lain :
a. Orientasikan produk peternakan kita tidak hanya pada
produk basah (wet/raw products),
sehingga produk bisa tahan lama (awet) dan tidak mudah rusak.
b. Selalu melakukan inovasi dan peningkatan penggunaan
teknologi baru terhadap produk peternakan kita, seperti diversifikasi produk
dengan tingkat pengolahan lebih lanjut, dimana produk daging diolah menjadi
abon, daging kaleng, dendeng, rambak, dan lain sebagainya.
c. Selalu melakukan pengembangan research and development terhadap produk yang dihasilkan.
d. Selalu melakukan evaluasi, peningkatan kualitas dan quality control akan kebersihan dan
sifat higienis, serta bebas dari kontaminasi bakteri dan penyakit yang
berbahaya.
e. Melakukan packaging
dengan desain yang menarik, serta ramah lingkungan.
f. Perlu dukungan
berbagai pihak, khususnya kebijakan pemerintah untuk mendukung kegiatan ekspor
dan membatasi kegiatan impor terhadap produk peternakan yang kita miliki.
Apabila kita sudah mampu menembus pasar
Jepang yang terkenal sangat ketat, maka kita akan lebih mudah menembus pasar
internasional lainnya seperti pasar Eropa, Amerika, dan Asia.
2. DWI NUR RIFATIN OETAMI (P056111783.10EK)
Apakah semua strategi pemasaran (monetize, harvest-divest, dan lain
sebagainya) relevan untuk semua produk ? Jika tidak, mohon
jelaskan !
JAWABAN :
Strategi pemasaran (monetize,
harvest-divest, dan lain sebagainya) tidak relevan untuk semua produk,
dikarenakan strategi offensive dan defensive berbeda dalam implementasinya,
tergantung pada posisi produk tersebut di pasaran. Saat suatu perusahaan
memproduksi produk dan memiliki posisi sebagai market leader, maka strategi yang cocok digunakan adalah strategi defensive (bertahan), terutama strategi
pertahanan atas, agar posisi dalam pasar yang telah dicapai oleh perusahaan
tidak mudah dipengaruhi oleh kompetitor lainnya. Sebaliknya, saat suatu
perusahaan memproduksi produk dan memiliki posisi sebagai market challenger, maka strategi yang cocok digunakan adalah
strategi offensive (menyerang) untuk
bersaing dengan market leader. Strategi
monetize, harvest-divest, dan
sebagainya merupakan strategi defensive
(bertahan) yang cocok diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk
dengan posisi sebagai market leader,
seperti Aqua (AMDK), Sampoerna (rokok), dan sebagainya.
3. ASMAUL KHUSNA (P056111733.10EK)
Perencanaan strategis apa yang cocok untuk
dilakukan oleh UKM atau perusahaan kecil menengah di Indonesia dalam
menghadapi tantangan pasar global ?
JAWABAN :
Perencanaan strategis yang tepat dan cocok
untuk dilakukan oleh UKM atau perusahaan kecil
menengah di Indonesia dalam menghadapi tantangan pasar
global adalah investasi untuk tumbuh (invest
to grow), dimana merupakan sebuah strategi pasar yang offensive untuk menginvestasikan sumberdaya pemasaran untuk
pengembangan pasar atau posisi produk di pasaran. Dalam menghadapi tantangan
global, UKM atau perusahaan kecil/sedang berkembang, seharusnya menganalisis
beberapa faktor yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif produknya di
pasaran, yaitu ditinjau dari segi diferensiasi produk dan pasar, keunggulan
biaya serta keunggulan pemasaran.
Beberapa faktor utama yang membentuk keunggulan kompetitif dari suatu
bisnis, antara lain :
· Keunggulan diferensiasi pasar, yang
meliputi peningkatan kualitas produk, pelayanan, dan brand image.
· Intensitas persaingan pasar, yang
meliputi biaya unit, biaya transaksi serta pengeluaran pemasaran.
· Akses pasar, yang meliputi pangsa
pasar, penghargaan, merek dan distribusi.
Dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut, perusahaan dapat bertahan dan secara
perlahan akan terus berkembang dan dapat memantapkan posisinya dalam persaingan
pasar.
4. EDI SUCIPTO (P056111803.10EK)
Seringkali
di dalam implementasi rencana terdapat kendala dan rintangan yang tidak
dapat kita duga. Menurut kelompok
Saudara, bagaimana cara untuk
mengatasinya ? Untuk mengatasi berbagai permasalahan
pemasaran, apakah wajib hukumnya untuk membuat sebuah rencana alternatif ?
JAWABAN :
Seringkali
di dalam implementasi rencana terdapat kendala dan rintangan yang tidak
dapat kita duga. Menurut kelompok
kami, dalam mengatasi berbagai permasalahan (kendala dan
rintangan) dalam proses pemasaran, tentunya diperlukan tingkat ketekunan dan
kemampuan adaptasi yang tinggi karena kondisi pasar yang seringkali berbeda
dengan perencanaan pemasaran yang telah disusun. Rencana pemasaran itu sendiri
berperan sebagai “ROADMAP” yang dibutuhkan dalam pencapaian strategi dan tujuan
perusahaan yang bersangkutan. Dibutuhkan “strategi multisegmen” yang harus
dikembangkan dengan memisahkan strategi segmentasi untuk pasar yang berbeda.
Selain itu juga diperlukan adanya dukungan dan komitmen untuk menunjang
kesuksesan strategi pemasaran yang dijalankan. Untuk dapat bertahan, rencana
pemasaran yang dibuat oleh suatu perusahaan harus bersifat adaptif. Terdapat
empat faktor yang berperan terhadap tingkat adaptif dari sebuah rencana
pemasaran, yaitu perbaikan secara terus-menerus (continous improvements), pengukuran umpan balik (feedback measurement), daya tahan (persistence), dan adaptasi rencana
pemasaran (adaptive roll-out).
Pernyataan tersebut sekaligus menjawab
bahwa untuk mengatasi berbagai permasalahan
pemasaran, wajib hukumnya untuk membuat sebuah rencana
alternatif, dikarenakan “TRIAL
and ERROR” adalah wajar dan selalu terjadi dalam dunia bisnis.
5. WISNU GITHA (P056111983.10EK)
Apakah investasi selalu dapat memperbaiki posisi suatu perusahaan di
pasar ? Jelaskan mengapa !
JAWABAN :
Investasi tidak selalu dapat
memperbaiki posisi suatu perusahaan di pasar. Karena
tergantung kinerja dalam perusahaan itu sendiri. Semisal, percuma saja investor
atau penanam modal menanamkan investasinya dalam jumlah berapapun apabila tidak
diikuti dengan adanya peningkatan atas efisiensi tingkat operasi dan produksi,
tidak ada kemajuan dalam divisi Research
and Development, manajer keuangan perusahaan yang dimiliki tidak cakap
dalam menangani dan menyelesaikan berbagai permasalahan keuangan/finansial
perusahaan, adanya penurunan daya beli konsumen dengan ditunjukkan
pembeli/pelanggan tidak melakukan pembelian ulang produk atau bahkan tidak
membeli kembali produk yang dihasilkan perusahaan. Apabila beberapa faktor
tersebut tidak berjalan baik, maka berapa pun jumlah penambahan investasi yang
dilakukan akan sia-sia. Sebaliknya jika adanya penambahan ‘capital investment’ diikuti oleh kinerja perusahaan dengan baik,
maka investasi tersebut tentunya akan memperbaiki posisi suatu perusahaan di
pasar (market share juga akan
meningkat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar